Hidup merupakan perjalanan yang panjang namun terasa singkat. Singkatnya kehidupan akan terasa sayang jika tidak direkam dalam sebuah tulisan. "Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari" - Pramoedya Ananta Toer
Jejaringku!
▼
Senin, 30 September 2019
Benang Kusut
Penghujung malam akhir September
Kata Green Day, "Wake me up, when September Ends"
Tampaknya pikiranku masih tidur
Sengaja tidur karena enggan untuk bangun
Berharap ada yang membangunkan
Nyatanya tidak ada
Memang sebaik-baik pengingat diri adalah diri sendiri
Pikiran bagai benang kusut
Kamu tahu benang kusut?
Berantakan, tak beraturan, tanpa makna
Perlu waktu untuk mengurainya
Perlu kesabaran untuk menyusunnya kembali
Tak perlu banyak tangan untuk mengatasinya
Hanya sepasang tangan penuh niat sebagai penyelesaian
Banyak tangan kadang semakin membuatnya kusut
Tak jarang suara lain mengatakan untuk mengguntingnya saja sebagai solusi instan
Apakah itu penyelesaian terbaik?
Seutas benang saja perlu di jaga agar tidak kusut
Terlebih lagi soal pikiran
Memang perlu dikuliti satu persatu
Mana yang berkelok, mana yang lurus
Yang berkelok perlu diluruskan
Yang lurus harus dijaga agar tetap pada koridornya
Kemudian disinergikan agar menjadi satu kesatuan yang utuh
Cinta, Harta, Tahta
Tiga kata bisa menjadi petaka atau pelita
Ketika salah satunya masuk tanpa izin dan syarat
Siap menerima petaka untuk menjadi kusut kembali
Memang sebaiknya menjadi selektif dan mawas diri
Demi akal dan pikiran agar tetap terawat dan terjaga
Merindu Hujan
Penghujung September tiba
Bukankah seharusnya hujan siap menyapa?
Suasana sendu saat hujan sudah kurindu
Dalam lamunanku, sepertinya aku mendengar suara rintik hujan
Langkah kaki penuh harap mengintip awan langit
Ternyata matahari masih dengan beraninya menyinari wajahku
Awan putih masih juga bertandang di langit biru
Kapan tiba saatnya hujan?
Kemarin langit mendung mewarnai sore hariku
Seketika anganku siap menyambut suasana sendu saat hujan
Namun rupanya hujan belum juga ingin menampakkan dirinya
Harapan dan kenyataan tidak bersinergi untuk diriku
Andai hujan tiba
Anganku akan bersorak dengan gembira
Berbaur dengan basahnya air hujan
Meringankan diri, menari bersama hujan
Seakan tiap tetes hujan yang jatuh meluruhkan semuanya
Hujan mampu menyamarkan air mata
Hujan mampu meluruhkan luka
Hujan mampu menghipnotis hati yang bimbang
Hujan mampu membawa jiwa melirik hati yang terdalam
Aku ingin diriku sendu bersama hujan
Hujan, aku merindukanmu