Sabtu, 22 Mei 2021

Memahami Diri Sendiri melalui Toastmasters International

Standard


Assalamualaikum wr wb

Halo, readers! After very loooong time ago, akhirnya nulis blog lagi! Apa kabar? Semoga sehat selalu!

Minal aidin wal faidzin! Mohon maaf lahir dan batin, ya.

Aku mau berbagi tentang salah satu caraku untuk mengenal diri sendiri, yaitu dengan bergabung Toastmasters International. Sebenarnya, cara ini tidak sengaja aku sadari setelah satu tahun menjadi member Toastmasters. Kenapa juga kalimatnya "mengenal diri sendiri"? Emang belum kenal sama diri sendiri? Aku tahu namaku, keluargaku, tetapi kadang kita jarang untuk secara sadar melihat atau menggali sesuatu yang tersimpan di dalam diri kita yang paling terdalam melalui refleksi diri terhadap pengalaman-pengalaman hidup yang sudah dialami. Karena ada pepatah bilang, jangan pernah lihat ke belakang, tapi lihatlah ke depan. Aku agak kurang setuju sih, karena justru dengan mempelajari sejarah dalam hidup, kita bisa memperbaikinya dan mencari peluang untuk menjadi lebih baik. Bahkan, menurut cerita Connecting the Dots nya Steve Jobs, justru ketika kita dapat mengambil hikmah dan menarik kesimpulan dari pengalaman masa lalu, kita dapat menemukan tujuan hidup dan masa depan yang baru. Yang kurang tepat adalah berlarut-larut dan tenggelam ke dalam masa lalu tetapi tidak mengambil pelajaran darinya, alias nggak move on dari masa lalu. That is totally wrong.

Balik lagi ke Toastmasters International. Toastmasters adalah sebuah organisasi non-profit yang berfokus pada keterampilan public speaking, komunikasi, dan kepemimpinan. Organisasi ini sudah mendunia dan berpusat di Amerika Serikat. Toastmasters memiliki ribuan cabang/club yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Untuk pertama kalinya aku tahu Toastmasters adalah sewaktu kuliah tingkat 3, karena ada teman yang sudah bergabung dan karena memang salah satu cabangnya ada di kampusku. Lalu aku di ajak untuk datang ke meeting club Toastmasters di kampusku, sebagai guest atau tamu. Sebagai tamu untuk pertama kali, aku punya kesempatan untuk pidato tanpa persiapan selama 1-2 menit untuk menjawab pertanyaan secara spontan. Sangat menantang bagi para introvert yang jarang ngomong di depan banyak orang sepertiku, sih. Takut, nggak percaya diri, grogi, asli! Tapi menyenangkan setelah tahu kalau kamu bisa melakukannya. 

Di Toastmasters, kamu bisa jadi guest atau member. Guest, artinya kamu boleh ikut meeting regulernya secara gratis dan berpartisipasi pada pidato singkat secara spontan alias impromptu speech. Nah, kalau jadi member, keuntungannya adalah kamu akan memiliki kurikulum pendidikan terstruktur untuk mengoptimalkan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan public speaking. Sayangnya, untuk menjadi member memang harus mengeluarkan kocek alias bayar. Untuk member baru, kamu harus bayar 65 dollar ($45 untuk biaya 6 bulan membership dan $20 untuk pendaftaran baru) atau senilai 975.000 (asumsi kurs 1 dollar = 15.000). Nah, membership ini perlu diperbaharui setiap 6 bulan dengan bayar $45 kalau terus mau jadi member dan meneruskan program pendidikan di Toastmasters. Mahal? Hemmm relatif ya. Tapi keuntungan yang di dapat juga sangat banyak kalau kamu serius menekuni dan aktif di organisasi ini. Aku sudah bergabung sejak tahun 2019. Alasan utamanya karena mencari tempat di mana aku bisa improve kemampuan berbicara bahasa inggrisku. Karena project pidato/speech di Toastmaster memang berbahasa Inggris. Kurikulum pendidikannya juga memiliki banyak pilihan sesuai apa yang mau kita pelajari, apakah kamu mau lebih fokus mendalami komunikasi, kepemimpinan, atau public speaking. Teman-teman bisa cek jenis-jenisnya di sini.

Setelah hampir dua tahun bergabung di club Toastmasters, khususnya di Huntsman Indonesia Toastmasters Club, aku menyadari bahwa dengan mengerjakan project-project pidato dalam kurikulum pendidikan Toastmasters, secara tidak sadar justru membuat diriku untuk mengenali diri sendiri. Kenapa? Mari kita kupas project-project yang sudah kukerjakan selama hampir dua tahun ini untuk memahaminya.

Level 1

Project 1. Ice Breaker

Project ini mengharuskan kita menyampaikan pidato berdurasi 5-7 menit tentang perkenalan diri kita kepada member lain di club. Untuk menyampaikan pidato ini, kita perlu menyusun narasi/script karena tugas ini merupakan pidato yang terencana. Selama proses menyusun narasi, otomatis kita memikirkan topik apa yang bisa kita sampaikan kepada orang lain. Secara tidak sadar, tugas ini membuat kita berpikir kembali tentang siapa diri kita dan memilih bagian dari diri kita yang dapat kita sampaikan kepada orang lain. Pada kesempatan ini, aku menyampaikan tentang values hidupku dan kukaitkan pengalamanku selama di pondok pesantren kemarin.

Project 2. Evaluation and Feedback

Pada project ini, aku harus menyampaikan 2 pidato 5-7 menit dengan topik apapun dan belajar melakukan evaluasi pidato orang lain. Ketiganya disampaikan pada waktu yang berbeda, kok. Hehe.. Pada pidato pertama, aku memilih untuk bercerita tentang bagaimana aku mengontrol ekspektasi. Pidato kedua, aku lupa topik apa yang kupilih, hehe..

Project 3. Research and Presenting

Project ini juga pidato 5-7 menit tapi pidatonya harus mengandung sumber yang terpercaya, baik dari riset, website organisasi, dll. Aku memilih untuk menyampaikan tentang cuci tangan.

Level 2

Project 1. Understanding Your Leadership Style

Project ini mengharuskanku memahami tipe kepemimpinan seperti apa yang condong pada diriku dan dikaitkan dengan pengalaman. Aku memilih untuk menceritakan bagaimana aku menginisiasi penerbitan buku Nursing Untold Stories untuk menggambarkan gaya kepemimpinanku. Menyusun naskah pidato dalam project ini juga mengharuskanku untuk memahami diri sendiri.

Project 2. Understanding Your Communication Style

Tugas dari project ini adalah memahami tipe komunikasi diri kita. Kita perlu mengisi semacam kuesioner untuk mengetahui jenis komunikasi apa yang dominan dalam diri kita. Mau tidak mau, aku harus melakukan refleksi diri sendiri bagaimana aku berkomunikasi dengan orang lain.

Project 3. Introduction to Toastmaster Mentoring

Tugas project ini lebih kepada bagaimana kita memahami perbedaan coaching dan mentoring dan mengaitkannya dengan proses mentoring yang pernah kita alami. Aku memilih untuk menceritakan mentorku di Toastmaster, yaitu Alm. Bagio Karno alias Baz. Meskipun aku baru kenal dan menjadi mentee beliau selama kurang lebih 3 bulan, tapi beliau sangat luar biasa dan memotivasi diriku untuk terus berkembang. Semoga almarhum husnul khotimah.

Level 3

Project 1. Reaching Consensus

Project ini cukup memakan waktu bagiku untuk berpikir. Karena dalam tugas ini, kita harus menyampaikan pesan dan kesan ketika mencapai suatu kesepakatan bersama. Aku baru menyelesaikan tugas ini setelah aku memutuskan untuk mengikuti sebuah kompetisi proyek sosial bersama 3 orang lainnya, di mana aku baru bisa menceritakan bagaimana aku sebagai ketua tim dapat menyatukan pendapat yang berbeda dan mencapai satu kesepakatan bersama.

Project 2. Using Presentation Software (Elective Project)

Dalam project ini, aku harus bisa menggunakan alat presentasi yang baik dan menarik untuk dapat meningkatkan performa pidatoku. Aku memilih untuk bercerita tentang Connecting the Dots, bagaimana akhirnya aku menemukan dan menginisiasi Seed for Children dalam perjalanan hidupku.

Semua topik yang kupilih sebagai bahan pidato merupakan bagian dari perjalanan hidupku, yang mana secara otomatis membuatku melakukan refleksi diri selama menyusun naskah pidatonya. Setelah ku amati, begitupun dengan member-member lainnya. Merekapun memilih topik yang memang berkaitan dengan hidup mereka. Mengapa begitu? karena menceritakan hal yang telah kita alami itu lebih mudah karena kita menguasai materinya. Itulah mengapa pada akhirnya aku menyadari bahwa Toastmasters International membuat kita memahami diri sendiri. Tidak hanya itu, bahkan kita juga dapat belajar banyak dari pelajaran hidup orang lain, karena mereka semua melakukan hal yang sama, menceritakan pelajaran hidup yang mereka alami. Nah, project pidato di Toastmasters ini akan selesai pada level 5. Semakin tinggi levelnya, tugasnya juga cukup menantang tapi juga membantu pengembangan diri kita sendiri. 

Biasanya, reguler meeting Toastmasters itu tatap muka, karena sedang pandemi, jadi semuanya virtual meeting. Ini merupakan kesempatan yang bagus karena dengan adanya virtual meeting, kita bisa datang ke berbagai clubs di berbagai tempat dan daerah bahkan luar negeri, dan semakin beragam lagi pelajaran yang kita dapat. Mau coba ikut meeting di Toastmasters? boleeeeh banget! Jadi guest, free! Aku jadi member di Huntsman Indonesia Toastmasters Club, yang bertempat di PT. Huntsman Indonesia, Pasar Rebo. Tapi saat ini kami selalu mengadakan virtual meeting via zoom. Boleh kunjungi instagramnya @hi.tmc kalau kamu penasaran dan tertarik atau klik di sini.