Sabtu, 06 Februari 2021

Tribute to Pramoedya Ananta Toer

Standard

Masih tersimpan rapi dalam memoriku tentang bagaimana aku kali pertama mengenal sosok Pramoedya Ananta Toer. Menjadi bagian dari unit kegiatan mahasiswa Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya Universitas Indonesia pada tahun 2014 adalah wasilah perkenalanku dengan Pram. Saat masa orientasi, pada sesi perkenalan dengan divisi, ketua Departemen Penulisan mengakhiri presentasinya dengan sebuah quote yang cukup memorable

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. - Pramoedya Ananta Toer

Saat itu, bagai bara api yang baru saja tersulut, begitu penuh semangat diri untuk menulis, hingga kini dan seterusnya (semoga saja). Quote itu tidak hilang dalam ingatan dan menghantarkanku untuk membaca beberapa karya Pram. Karyanya yang kubaca pertama kali adalah Bumi Manusia, buku pertama dari Tertralogi Buru. Satu momen yang masih kuingat di dalam buku dengan tebal 535 halaman itu, percakapan antara Minke dengan sahabatnya, Marais, seorang pelukis Perancis mantan tentara berkaki buntung, yaitu "Bertindak adil lah sejak dalam pikiran". Dan masih banyak lagi buku-bukunya yang banyak memberikan insight tentang kehidupan, termasuk Gadis Pantai, Bukan Pasar Malam, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, Anak Semua Bangsa, dan Rumah Kaca. Beberapa pesan yang disampaikan Pram untuk terus semangat dalam menulis..

"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari."

 "Menulis adalah sebuah keberanian..."

 "Sebagai pengarang, saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik."

 "Semua harus ditulis, apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting, tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna."


Aku setuju dengan Pram, menulis memang bentuk sebuah keberanian untuk mengungkapkan pendapat, opini, atau argumen. Juga bentuk keberanian untuk dikritik, atau bahkan diacuhkan. Tapi, pada satu titik, akan ada momen di mana kata-kata yang tertuang mampu menjadi senjata paling ampuh untuk mempengaruhi diri sendiri atau bahkan orang lain, baik itu hal positif maupun negatif. Tak kalah penting, menulis juga salah satu cara menjadi bermanfaat yang tak lekang oleh waktu. Misalnya, begitu besar kontribusi tulisan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan karena para ulama dan ilmuwan telah menulis banyak kitab untuk mentransfer ilmu mereka dari beratus-ratus abad yang lalu hingga generasi Z. Meskipun pada kenyataannya, semakin beragam motif dari setiap tulisan, dari yang baik hingga yang jahat, maka jadikan diri untuk terus semangat menulis dengan maksud kebaikan. Karena, tetap saja, semua akan dipertanggung-jawabkan, bukan?

Selamat berulang tahun, Pram! Sesuai prasangkamu, karyamu sungguh telah abadi, hingga kini dan seterusnya. Terima kasih, telah menjadi perantara Tuhan untukku terus menulis.. 😊

0 komentar :

Posting Komentar

Yuk, berikan komentarmu! :D No spam comment yaaaaa..