Minggu, 10 November 2019

Mutiara Kehidupanku

Standard


Halo readers!

Seminggu yang lalu, perawat dan dokter di bangsal anak tempatku bekerja mengalami duka yang cukup mendalam karena salah satu pasien kami meninggal. Sebut saja, mutiara. Mutiara adalah anak perempuan lucu, imut, dan manis. Di ruanganku bekerja, ada satu ruang khusus untuk pasien dengan kanker leukemia karena memang ada satu dokter spesialis anak yang fokusnya di hematologi-onkologi. Mutiara, salah satu pasiennya. Dua postinganku sebelum ini yang bertajuk "Pangeran Kecil" juga terinspirasi dari mutiara lainnya dengan sakit yang sama, yaitu leukemia. Kebetulan, seminggu yang lalu juga, aku mendapat kesempatan untuk menghadiri seminar dengan tajuk "Upaya Peningkatan Pelayanan Kanker pada Anak.". Hal ini membuatku ingin membahas tentang leukemia pada anak dan kukaitkan dengan fenomena yang kuamati dalam-dalam saatku merawat pasien anak dengan leukemia. 


Leukemia merupakan salah satu keganasan/kanker yang berasal dari sumsum tulang yang ditandai dengan peningkatan sel darah putih disertai adanya  sel-sel muda dalam darah tepi. Leukemia dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Melansir informasi dari website Yayasan Onkologi Anak Indonesia, diperkirakan terdapat 11.000 kasus kanker anak setiap tahunnya dan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak di Indonesia adalah leukemia. Telah disebutkan bahwa leukemia berasal dari sumsum tulang, dimana sumsum tulang merupakan sumber utama aktivitas pembentukan komponen darah manusia, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Adanya keganasan pada sumsum tulang menyebabkan produksi komponen darah dalam tubuh terganggu dan menimbulkan efek seperti anemia (rendahnya kadar hemoglobin dan/ sel darah merah), trombositopenia (rendahnya jumlah trombosit), dan leukopenia (rendahnya kadar sel darah putih). Ikatan Dokter Anak Indonesia menyebutkan beberapa gejala yang terjadi pada anak dengan leukemia, yaitu:

1. Anemia, kondisi rendahnya kadar hemoglobin atau kurangnya jumlah sel darah merah dalam tubuh. Biasanya orang dengan anemia tampak pucat. Pada beberapa kasus yang pernah kutemui di rumah sakit, biasanya anak mengalami pucat dengan kadar Hb 3-7, dimana kadar Hb normal adalah 12-13 g/dl. Pasien dengan kanker leukemia dengan Hb yang rendah biasanya memerlukan tranfusi darah merah / packed red cell (PRC). 

2. Perdarahan. Kasus anak dengan leukemia atau yang masih diduga leukemia memang biasanya ditemukan keluhan gusi berdarah atau mimisan (epitaksis). Namun, tidak semua mengalaminya. Perdarahan ini dapat terjadi akibat rendahnya kadar trombosit dalam darah. Dalam keadaan normal, trombosit berjumlah 140-450ribu. Namun, pada anak dengan kasus leukemia, jumlah trombosit yang biasa ditemukan dibawah 20ribu. Bahkan, pernah kutemukan anak dengan leukemia memiliki trombosit dengan jumlah 1000. Mengapa perhatian jumlah trombosit ini begitu penting? Karena trombosit berfungsi sebagai pembekuan darah dalam tubuh manusia. Jika kadar trombosit dalam darah rendah, maka tubuh tidak mampu melakukan pembekuan darah dengan normal sehingga berisiko perdarahan terus menerus. Oleh karena itu, pasien dengan leukemia tidak boleh mengalami benturan atau hal-hal yang menyebabkan kondisi perdarahan dalam tubuhnya. Anak dengan kadar trombosit yang rendah biasanya akan mendapatkan tranfusi darah trombosit. Darah trombosit ini biasanya agak sulit didapat dengan cepat. Oleh karena itu, siapapun yang membaca artikel ini, yuk jadi pendonor! Dengan mendonorkan darah kita ke PMI, insyaAllah bisa membantu banyak orang yang membutuhkan, khususnya para penderita leukemia.

3. Mudah terinfeksi. Setiap manusia memiliki pertahanan tubuh. Tuhan telah menciptakan salah satu komponen darah yang berfungsi untuk itu. Dia bernama leukosit atau sel darah putih. Leukosit ini berfungsi untuk melawan bakteri/virus jahat yang menyerang tubuh agar tubuh tetap sehat dan bugar. Anak dengan leukemia mudah mengalami infeksi karena leukosit yang dibentuk oleh sumsum tulangnya berbeda dari leukosit normal, sehingga menyebabkan leukosit yang terbentuk tidak dapat berfungsi secara normal.

4. Demam. Gejala umum yang dialami oleh anak dengan leukemia adalah demam. Anak dengan leukemia dapat mengalami demam karena proses peradangan atau proses infeksi yang dialaminya.

5. Nyeri tulang/sendi. Keluhan nyeri tulang/sendi ini tidak selalu dialami setiap anak. Hal ini dapat terjadi jika terjadi penyebaran sel-sel kanker ke dalam tulang atau sendi. Dan aku mendapati satu pasienku mengalami hal ini.

6. Pembesaran organ. Pembesaran organ terjadi apabila sel kanker telah menyebar ke organ lain seperti hati, limfa, kelenjar getah bening, ataupun organ lain. Tanda klinis yang tampak seperti perut semakin membesar, dan tampak pembengkakan pada kelenjar getah bening.

7. Kloroma, bercak kehitaman/keunguan pada kulit. Ini merupakan tanda khas rendahnya kadar trombosit. Ada satu anak sebelum didiagnosis leukemia mempunyai keluhan awal memiliki bercak hitam atau keunguan pada tubuhnya tanpa ada penyebab seperti benturan atau jatuh.

8. Hiperleukositosis adalah kondisi ketika kadar leukosit dalam darah lebih dari 100ribu. Namun aku belum menemukan kasus hiperleukositosis.

Dari sekian banyak tanda dan gejala yang sudah disebutkan, entah kita sebagai orang tua, kakak, atau anggota keluarga, atau tetangga yang menemukan salah dua dari tanda diatas untuk dapat segera memeriksakan anak ke dokter spesialis anak agar mendapat pemeriksaan lebih lanjut. Karena, menurut seminar yang ku hadiri, kanker dapat disembuhkan jika diketahui sejak dini. Yuk, coba peka sama anak-anak disekitar kita. :)

Lalu, apa faktor yang menjadi risiko leukemia?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, faktor risiko leukemia pada anak adalah genetik dan lingkungan. Genetik, artinya memiliki garis keturunan pada keluarganya yang juga memiliki kanker. Faktor lingkungan misalnya terpapar radiasi, polusi udara, paparan zat kimia, dsb.

Selain itu, rupanya terdapat berbagai jenis leukemia. Jenis-jenis leukemia diantaranya adalah Acute Lymphocytic (lymphoblastic) Leukemia (ALL), Acute Myelogenous Leukemia (AML), Mixed Lineage Leukemia atau Leukimia Hibrida, Chronic Myelogenous Leukemia (CML), Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL), Juvenile myelomonocytic leukemia (JMML). Jenis leukemia pada anak yang sering ditemukan dan banyak kutemukan di tempatku bekerja adalah jenis ALL dan AML. Namun, yang paling banyak adalah jenis ALL. 

Sebagai perawat anak yang memiliki pasien dengan leukemia, banyak pelajaran yang kudapat. Baik itu dari sisi kesehatan maupun sosial-spiritual. Anak dengan leukemia, sekarang akan menjadi mutiara kehidupanku. Kenapa mutiara? karena menurut pemikiranku, mereka layaknya proses terbentuknya mutiara. Kita tahu bahwa mutiara memiliki nilai jual yang tinggi di masyarakat, mewah, berkilau, banyak digemari orang, dan spesial. Terlepas dari "spesial"nya mutiara, ternyata proses terbentuknya mutiara oleh kerang tidaklah mudah. Mutiara harus melalui proses yang menyakitkan sebelum ia terbentuk di dalam kerang. Hal ini sama dengan pasien-pasienku dengan leukemia. Mereka anak-anak yang lucu, imut, ceria, dan sungguh kuat dalam menjalani proses penyakit yang sudah ditakdirkan untuknya. Terkadang membuatku malu sendiri ketika ingat mereka. Oleh karena itu, kusebut mereka sebagai mutiara-mutiara kehidupanku. Sesungguhnya, ketika aku menatap mereka lekat, dan membayangkan kembali raut wajahnya, entah darimana datangnya bisa menjadi suntikan semangat tersendiri. :)

Tulisan tentang leukemia ini belum ingin ku-akhiri. Ada beberapa hal lain yang ingin kubahas lagi tentang leukemia serta tentang pentingnya support/dukungan bagi anak dan keluarganya dari pengamatan pribadiku. Semoga tulisan ini memberikan manfaat kepada kalian yang sudi membacanya. Heheeee

See ya!!!!

0 komentar :

Posting Komentar

Yuk, berikan komentarmu! :D No spam comment yaaaaa..